Mamalia ini adalah badak jawa.
Memiliki panjang 3,1 – 3,2 m dan tinggi 1,4 – 1,7 m, dan memiliki kulit bermosaik yang menyerupai baju baja, adalah anggota famili Rhinocerotidae.
Spesies ini kini statusnya sangat kritis, dengan hanya sedikit populasi yang ditemukan di alam bebas, dan tidak ada di kebun binatang.
Badak jawa atau javan Rhinoceros (Rhinoceros sondaicus) adalah binatang terbesar di Jawa. Beratnya bisa mencapai 1,5 ton, berkulit pucat, Ukuran culanya biasanya lebih sedikit daripada 20 cm, lebih kecil daripada cula spesies badak lainnya.
Badak Jawa pernah tersebar di hampir seluruh wilayah gunung di Jawa Barat, seperti gunung Gede-Pangrango, Gunung salak, Gn. Tangkuban Perahu dan gunung Ciremei.
Berkurangnya populasi badak jawa diakibatkan oleh perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap.
WWF Indonesia mengusahakan untuk mengembangkan kedua bagi badak jawa karena jika terjadi serangan penyakit atau bencana alam seperti tsunami, letusan gunung berapi Krakatau dan gempa bumi, populasi badak jawa akan langsung punah. Selain itu, karena invasi langkap (arenga) dan kompetisi dengan banteng untuk ruang dan sumber, maka populasinya semakin terdesak.
Kawasan yang diidentifikasikan aman dan relatif dekat adalah Taman Nasional Halimun di Gunung Salak, Jawa Barat yang pernah menjadi habitat badak Jawa.
WWF-Indonesia dan Balai Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) sejak akhir Desember 2008 lalu telah menyelesaikan pemasangan 34 unit video kamera jebak (camera trapping) di 34 blok di sekitar Taman Nasional Ujung Kulon.
Pemasangan video kamera ini diharapkan akan semakin mengembangkan pengetahuan ilmiah tentang satwa yang terancam punah dan hanya tersisa kurang dari 60 individu di Indonesia dan Vietnam tersebut. Di TN Ujung Kulon diperkirakan terdapat sekitar 50 individu badak Jawa.
Dengan demikian hampir semua tempat-tempat yang menjadi lintasan satwa langka bercula satu tersebut dapat dimonitor dan rahasia hidup mamalia besar ini dapat dipelajari secara teliti 24 jam sehari.
No comments:
Post a Comment